PUSTAKA.CO.ID - Penjelasan hadits tentang keutamaan Nisfu Sya'ban banyak yang memperselisihka dari kalangan ulama' ada sebagian yang menganggap hadits Dhaif' atau lemah, dan ada juga yang menganggap bahwasannya hadits tersebut Dhaif atau lemah, berikut penjelasannnya.
Nisfu Sya'ban merupakan hari yang banyak melahirkan perselisihan mengenai keutamaan keutamaan yang terkandung didalamnya,
Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan keutamaan nisfu syaban. ada yang dhaif, bahkan ada yang palsu.
Berikut Hadis tentang nisfu syaban yang tenar di masyarakat;
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِيْ
فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Baca Juga: Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya sifat Marah Dalam Diri Seseorang
Artinya: “Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia, Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’ (Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. Al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378).
Keterangan:
hadits di atas diriwayatkan dari jalur Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, secara marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
hadits dengan redaksi di atas adalah hadits maudhu’ (palsu), karena perawi bernama Ibnu Abi Sabrah statusnya muttaham bil kadzib (tertuduh berdusta).
Baca Juga: 3 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak Usia Dini, Orang Tua Wajib Tau
Sebagaimana keterangan Ibnu Hajar dalam At-Taqrib. Imam Ahmad dan gurunya (Ibnu Ma’in) berkomentar tentang Ibnu Abi Sabrah, “Dia adalah perawi yang memalsukan hadits.”[ Lihat Silsilah Dha’ifah, no. 2132].
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwasannya hadits tentang Nisfu Sya'ban tersebut Maudlu' atau Palsu.
Artikel Terkait
4 Hal Yang Wajib Dilakukan Sebelum Menyambut Bulan Suci Ramadan
Kenali Pasanganmu dari Awal, Berikut Kriteria Hubungan yang Baik dan Awet
Fakta Unik Larangan Minum Berdiri Dalam Islam Terhadap Kesehatan Organ Tubuh
Rasakan Ribuan Manfaat dengan Mengkonsumsi Tempe Secukupnya
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya sifat Marah Dalam Diri Seseorang